Tata cara sujud didalam shalat adalah tema selanjutnya yang akan kita pelajari mengenai fiqih shalat. Setelah memuji Allah Subhanahu Wata’ala dengan membaca berbagai do’a ketika berdiri i’tidal, tata cara shalat selanjutnya adalah turun untuk bersujud seraya membaca takbir “Allahu akbar”.
Membaca takbir ini tidak dibaca sebelum ataupun sesudahnya, akan tetapi dibaca pada saat turun untuk bersujud.
Dasar pelaksanaan bertakbir pada saat hendak Sujud ini didasarkan pada hadits Muthorrif bin Abdullah, ia berkata,
صَلَّيْتُ خَلْفَ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ – رضى الله عنه – أَنَا وَعِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ ، فَكَانَ إِذَا سَجَدَ كَبَّرَ ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ كَبَّرَ ، وَإِذَا نَهَضَ مِنَ الرَّكْعَتَيْنِ كَبَّرَ ، فَلَمَّا قَضَى الصَّلاَةَ أَخَذَ بِيَدِى عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ فَقَالَ قَدْ ذَكَّرَنِى هَذَا صَلاَةَ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – . أَوْ قَالَ لَقَدْ صَلَّى بِنَا صَلاَةَ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم –
“Aku dan Imron bin Hushain pernah shalat di belakang ‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu. Jika turun sujud, beliau bertakbir. Ketika bangkit dari sujud, beliau pun bertakbir. Jika bangkit setelah dua raka’at, beliau bertakbir. Ketika selesai shalat, Imron bin Hushain memegang tanganku lantas berkata, “Cara shalat Ali ini mengingatkanku dengan tata cara shalat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau ia mengatakan, “Sungguh Ali telah shalat bersama kita dengan shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 786 dan Muslim no. 393).
Daftar Isi
Tata Cara Sujud Didalam Shalat
Berikut ini tata cara sujud didalam shalat yang sesuai sunnah berdasarkan dalil-dalil hadist Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam
Turun dari Sujud Dengan Bertakbir tanpa Mengangkat Kedua Tangan
Ketika hendak turun dari posisi berdiri i’tidal ke posisi sujud kita bertakbir namun tanpa mengangkat kedua tangan. Hal ini sesuai hadist riwayat al-Bukhari dari Ibnu Umar ra, bahwa nabi Shallallahu alaihi wasalam tidak mengangkat kedua tangan beliau ketika sujud, tidak pula ketika bangun dari sujud.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلاَةَ، وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ، رَفَعَهُمَا كَذَلِكَ أَيْضًا، وَقَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، وَكَانَ لاَ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي السُّجُودِ “
Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya apabila memulai shalat dan ketika bertakbir untuk ruku’ dan ketika mengangkat kepala dari ruku’ Beliau juga mengangkat keduanya dan mengucapkan, “Sami’allâhu liman hamidah rabbanâ wa lakal hamdu” dan Beliau tidak melakukan hal itu (mengangkat kedua tangan) dalam sujudnya.” [HR. Al-Bukhâri]
Mendahulukan kedua lutut dari kedua tangannya atau sebaliknya?
Mengenai turun untuk sujud apakah mendahulukan kedua lutut dari tangan atau mendahulukan tangan daripada lutut menjadi perdebatan yang panjang dikalangan ulama. “Dalam Shifatu Shalatin Nabiyyi SAW, Al-Albani berpendapat bahwasanya kedua tangan diletakkan terlebih dahulu daripada kedua lutut, ketika turun untuk sujud.(Ebook Halaman 919). (HR. Ibnu Khuzaimah I/76/1, Ad-Daruquthny dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Adz-Dzhabi) dan Al-Marwazi (dalam Al-Masa-il telah meriwayatkan pula hal demikian dengan sanad yang shahih. Demikian pula pendapat Al-Auza’i, Malik, Ibnu Hazm serta Hasan Al-Bashri. Kata Abu Daud: “Itulah pendapat Ash-habul Hadits”.
Sedangkan menurut Prof. Hasby Ash Shiddiqy (Pedoman Shalat), Jumhur Ulama menyukai supaya kita meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan. Demikian pula pendapat imam Syafi’i (Al-Umm I/98), Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim (Zaadul Ma’ad), Syeikh Abdurrahman Al-Jibrin (Shifatus Shalah) dan Syeikh Bin Baz (Fatawa Muhimmat Tata’alaq fi As-Shalati) dan Syeikh Hasan ‘Ali As-Saqqaf (Shahih Shifah Shalah an-Nabi). Kata Ibnu Mundzir: “Demikian fatwaku”.
Akan tetapi Syeikh Abul Hasan Mustafa bin Isma’il As-Sulaimani Al-Ma’ribi menyatakan: “Mengingat tidak adanya riwayat yang shahih dalam masalah ini, maka ada kelapangan dalam permasalahan ini, yaitu bisa turun dengan tangan terlebih dahulu atau lutut dahulu”. (Al Fatawa Asy-Syar’iyyah). Wallahu A’lam.
Tata Cara Sujud
Adapun posisi sujud yang dapat kita laksanakan sebagai berikut :
Sujud di atas 7 anggota tubuh
Tujuh anggota tubuh yang dimaksud adalah dahi dan hidung (kedua anggota tubuh ini terhitung satu karena hidung mengikuti dahi), kedua telapak tangan, dua lutut dan ujung-ujung kedua kaki. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas, dia berkata: أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ “Aku diperintahkan untuk bersujud dengan bertumpu pada tujuh anggota badan: dahi dan beliau berisyarat dengan menyentuhkan tangan ke hidung beliau, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung-ujung dua kaki.”( HR-Al-Bukhari, Kitab Al-Adzan, bab:As-Sujud ‘ala Sab’ati Aa’zhum, hadist nomor 810)
Meletakkan kedua Telapak Tangan Dilantai
Dalam meletakkan kedua telapan tangan dilantai ini boleh sejajar dengan dahi dan hidung sebagaimana hadist riwayat Abu Dawud Nomor 736;”Saat sujud, beliau meletakkan dahi beliau di antara kedua telapk tangan beliau”. Atau boleh juga telapak tangan sejajar dengan pundak sebagaimana disebutkan didalam sunan Abu Dawud dalam salah satu riwayat hadist Abu Hamid Ra;”setelah itu beliau bersujud, lalu beliau meletakkan hidung dan dahi (benar-benar melekat di tanah), menjauhkan kedua tangan beliau dari kedua sisi tubuh beliau, dan meltekkan kedua tangan beliau sejajar dengan kedua pundak beliau”
Meluruskan jari-jari tangan rapat menghadap kiblat
“Ketika sujud, beliau meletakkan kedua tangan beliau tidak membentang dan tidak pula menggenggam keduanya. Beliau menghadapkan ujung jari beliau ke kiblat” (HR Abu Dawud, Nomor 732)
Menegakkan dan meninggikan kedua lengan bukan menghamparkan di tanah
Tata cara sujud didalam shalat selanjutnya adalah menegakkan dan meninggikan kedua lengan, dan bukan menghamparkan di tanah juga tidak meletakkan kedua lengan diatas kedua lutut. Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ، وَلاَ يَبْسُطْ ذِرَاعَيْهِ كَالكَلْبِ “
Bersikaplah I’tidal ketika sujud, dan janganlah kalian menghamparkan lengannya sebagaimana anjing (mengahamparkan lengannya di lantai).” Imam An Nawawi mengatakan: “Maksud hadis, bahwa wajib bagi orang yang sujud untuk meletakkan telapak tangannya di lantai dan mengangkat sikunya serta meregangkannya dari lambungnya seregang mungkin, sampai kira-kira ketiaknya kelihatan andaikan tidak tertutup baju. Ini adalah tata cara sujud yang disepakati sunnahnya…” Dari Al Bara’ bin ‘Azib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَجَدْتَ فَضَعْ كَفَّيْكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ
“Jika engkau sujud, letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu.” (HR. Muslim no. 494).
Demikian sahabat muslim, beberapa catatan mengenai tata cara sujud di dalam shalat. Semoga artikel mengenai tata cara sujud didalam shalat ini bisa bermanfaat, dan pada artikel selanjutnya insyaa allah kita akan mengenal bacaan ketika sujud didalam shalat.
Referensi :
- https://almanhaj.or.id/2755-turun-sujud-tangan-atau-lutut-dahulu.html
- http://asysyariah.com/tata-cara-sujud-rasulullah-sifat-shalat-nabi-bagian-ke-20/
- https://rumaysho.com/8637-sifat-shalat-nabi-22-keadaan-tangan-ketika-sujud.html
- https://konsultasisyariah.com/29276-posisi-kaki-saat-sujud.html