Syarat Wajibnya Puasa Ramadhan (Fiqih Puasa Ramadhan Bag 2) | Kangdede – Setelah pada kesempatan yang lalu kita sudah mengenal dasar dan pedoman atau dalil diwajibkannya puasa ramadhan, pada kesempatan ini kita akan mengenal bagaiaman syarat wajibnya puasa ramadhan.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa berpuasa Ramadhan hukumnya fardhu ‘ain, artinya wajib bagi setiap hamba Allah yang memenuhi pensyaratan wajibnya puasa Ramadhan. Kewajiban tersebut dalilnya ayat Alqur’an Surah Al-Baqarah ayat 183 : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
Daftar Isi
6 Syarat Wajibnya Berpuasa Ramadhan
Al-Imam as-Sa’di berkata, “Berpuasa Ramadhan wajib atas setiap muslim, yang telah baligh, berakal dan mampu untuk berpuasa…” Berikut ini penjelasannya :
1. Syarat Wajibnya Puasa : Muslim
Syarat utama diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah berstatus muslim. Seorang yang kafir tidak diwajibkan berpuasa dan tidak sah melakukannya.
وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَىٰ وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
“Tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima infak-infak mereka selain kerana mereka kafir kepada Allah dan RasulNya. Tidaklah mereka mengerjakan solat melainkan dalam keadaan malas dan tidak (pula) mereka menginfakkan (harta mereka) melainkan dengan rasa enggan.” (At-Taubah: 54)
2. Syarat Wajibnya Puasa : Baligh
Syarat kedua diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah berusia baligh. Tidak ada ketentuan pembebanan syariat terhadap anak kecil yang belum baligh.
Dari Aisyah, Rasulullah bersabda, “Pena (pencatat amalan) diangkat dari tiga golongan; dari orang yang tidur hingga dia terbangun, dari anak kecil hingga dia dewasa (baligh), dari orang gila hingga dia berakal (sadar).” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan dinyatakan shahih oleh al-Hakim & al-Albani)
Usia baligh pada seseorang anak boleh diketahui dengan melihat salah satu dari tanda-tanda berikut:
- Berusia genap lima belas tahun (menurut hitungan tahun Hijriah).
- Tumbuh rambut di sekitar kemaluan (meskipun usianya belum genap lima belas tahun).
- Keluar air mani karana syahwat (meskipun usianya belum lima belas tahun), baik keluar karena mimpi basah maupun dalam keadaan terjaga.
- Mengalami haidh (meskipun belum berusia lima belas tahun), dan tanda ini khusus pada anak perempuan.
(Asy-Syarh al-Mumti’ 6/333, al-Imam Ibnu Utsaimin)
3. Syarat Wajibnya Puasa : Berakal
Syarat ketiga diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah berakal. Tidak ada ketentuan pembebanan syariat terhadap orang yang tidak berakal. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah di atas.
4. Syarat Wajibnya Puasa : Mampu
Syarat keempat diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah memiliki kemampuan. Tidak ada ketentuan pembebanan syariat terhadap orang yang tidak mampu.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya………” (Al-Baqarah: 286)
Al-Imam Ibnu Utsaimin menerangkan dalam kitab asy-Syarh al-Mumti’ bahwa ketidakmampuan seseorang yang menjadi uzur baginya untuk tidak berpuasa, terbahagi menjadi dua jenis:
- Jenis ketidakmampuan yang bersifat tidak tetap karena sakit yang masih berkemungkinan sembuh. Jenis ini mendapat rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa selama uzur dan berkewajipan menggantinya dengan qadha puasa di luar Ramadhan.
- Ketidakmampuan yang bersifat tetap kerana usia lanjut atau sakit yang tidak berkemungkinan sembuh. Jenis ini mendapat rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa dan berkewajipan menggantinya dengan membayar fidyah (memberi makan fakir miskin).
5. Syarat Wajibnya Puasa : Mukim
Syarat kelima diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah bermukim (tinggal menetap). Ini adalah syarat tambahan atas empat syarat yang disebutkan al-Imam as-Sa’di. Seseorang yang melakukan safar di bulan Ramadhan mendapat rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa, tetapi wajib atasnya untuk menggantinya dengan melakukan qadha puasa di luar Ramadhan.
6. Syarat Wajibnya Puasa : Tidak Ada Penghalang
Syarat keenam diwajibkannya berpuasa Ramadhan atas seseorang adalah terbebas dari haidh dan nifas yang menghalangi untuk berpuasa. Syarat ini juga merupakan syarat tambahan atas empat syarat yang disebutkan al-Imam as-Sa’di. Kedua-dua syarat tambahan ini disampaikan oleh al-Imam Ibnu Utsaimin dalam kitab asy-Syarh al-Mumti’ (6/335 & 340).
Demikian Sobat Sakuilmu, Fiqih Puasa Ramadhan Bag 2 ini yang mengupas mengenai syarat wajibnya puasa pada bulan ramadhan. Bahwa kewajiban puasa ramadhan dikenakan pada orang-orang yang memenuhi 6 syarat wajibnya puasa diatas. Semoga bermanfaat dan Insyaa Allah akan bersambung ke Bagian 3 tentang Ketentuan Memasuki Ramadhan.