6 Kisah Nabi Musa Dari Kelahiran, Mukzizat dan Fir’aun berdasarkan Alqur’an

Kisah Nabi Musa Dari Kelahiran, Mukzizat dan Fir’aun Berdasarkan Alqur’an | kangdede.web.id – Kisah Nabi Musa Alaihisalaam sudah ada didalam Alqur’an. Didalam Alqur’an telah diceritakan kisah Nabi Musa mulai dari kisah perjuangannya menegakan tauhid sampai pada kisah mukzizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa.

Nabi Musa adalah seorang Nabi dan Rosul yang diutus oleh Allah pada zaman raja Fir’aun, serta membebaskan penderitaan bangsa Bani Israil yang ada di Mesir. Musa merupakan figur yang paling sering disebut di Al-Quran, yakni sebanyak 136 kali serta termasuk golongan Ulul Azmi. Oleh Karena itulah pada kesempatan ini, sakuilmu ingin berbagi kisah nabi musa tersebut khusus untuk Sobat semua. Hal ini bertujuan agar kisah-kisah Nabi Musa memang benar-benar ada dan langsung kita mengetahuinya dari sumber kitab Alqur’an sekaligus untuk melurukan kisah Nabi Musa yang mungkin saja sudah dimodifikasi bahkan mungkin menyimpang dari tujuan.

Nabi Musa A.S

Kisah Nabi Musa A.S

1. Kisah Nabi Musa A.S – Kisah Kelahiran Nabi Musa

Kisah kelahiran Nabi Musa Alaihisalaam dapat kita temukan dalam Qur’an Surat Al-Qashash (28) Mulai dari Ayat 4 – 13

Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.


Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.

Baca Juga : Asal Usul Setan Menurut Agama Islam


Dan berkatalah isteri Fir’aun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada menyadari.


Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).


Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya, dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”

Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Kisah ini juga dikisahkan Allah swt dalam surat Thaha 37-41


Dan sesungguhnya Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, yaitu: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya.


Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku, (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir’aun): “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita.


Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.

2. Kisah Nabi Musa A.S – Mukzizat Tongkat Nabi Musa yang Berubah Menjadi Ular dan Tangan Nabi Musa yang Bersinar

Allah telah memberikan dua mukzizat kepada Nabi Musa, sehingga Nabi Musa dan Saudaranya Harun bisa menghadapi Fir’aun. Dua Mukzizat tersebut adalah tongkat dan tangan nabi yang bisa bersinar.

Mukzizat Nabi Musa A.S tersebut diceritakan didalam AlQur’an Surat Al-Qashash (28) Ayat 29 – 35 :

Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.

Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.

dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman.

Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Sejak Saat itu Nabi Musa Bersama Saudaranya Harun, diutus oleh Allah Subhanahu Wata ‘Ala untuk mengingatkan Raja Fir’aun.

Kemudian pada surat Thaha ayat 60-64, Allah menceritakan tentang Fir’aun yang mengumpulkan semua tukang sihir untuk menghadapi Nabi Musa ‘alaihissalam.

Menurut Muhammad bin Kaab, jumlah penyihir tersebut adalah 80.000 orang. Sedangkan menurut Qasim bin Abi Bazzah berjumlah 30.000an orang. Abu Umamah mengatakan 19.000 orang, Muhammad bin Ishaq mengatakan 15.000 orang, dan Kaab Al-Ahbar mengatakan 12.000 orang. Sedangkan menurut riwayat Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Abbas, menyebutkan 70.000 orang. Ibnu Abbas juga meriwayatkan bahwa mereka berjumlah 40.000 pemuda Bani Israil, yang sebelumnya memang diperintahkan oleh Fir’aun untuk belajar sihir (namun riwayat ini diragukan).

Setelah semuanya berkumpul, termasuk seluruh penduduk, “pertarungan” pun dimulai. Dalam surat Thaha 65-69, diceritakan mengenai terjadinya “pertarungan” ini. Tali-tali dan tongkat-tongkat para penyihir berubah menjadi ular.

Namun, sihir tersebut sebenarnya hanyalah teknik menipu/mengelabui pandangan orang yang melihat. Para penyihir tersebut “merekayasa” pandangan semua orang sehingga mata mereka melihat seolah-olah tali dan tongkat tersebut berubah menjadi ular. Yang tidak tertipu tentu saja adalah para penyihir tersebut. Nabi Musa ‘alaihissalam yang sebelumnya juga merasa takut ditenangkan oleh Allah, bahwa dialah yang kemudian akan menang.

Setelah diperintahkan oleh Allah, Nabi Musa ‘alaihissalam kemudian melemparkan tongkatnya. Tongkat tersebut kemudian berubah menjadi ular raksasa (sejumlah ulama salaf bahkan menyebut ular tersebut mempunyai kaki) yang kemudian melahap semua ular jadi-jadian yang diciptakan para penyihir.

Para penyihir yang terkaget-kaget itu kemudian menyadari bahwa yang dilakukan Nabi Musa ‘alaihissalam bukanlah sihir, karena tongkatnya memang benar-benar berubah menjadi ular. Mereka kemudian meyakini bahwa itu merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah subhaanahu wata’aala. Mereka pada akhirnya berserah diri dan bersujud, dan berkata, “Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun.”

Para penyihir itu kemudian dihukum dengan sangat berat oleh Fir’aun. Dalam surat Asy-Syu’araa’ 29-51, diceritakan bahwa mereka akan dihukum dengan dipotong tangan dan kaki secara bersilangan (tangan kanan dan kaki kiri, atau tangan kiri dan kaki kanan), dan kemudian disalib.

Abdullah bin Abbas dan Ubaid bin Umair meriwayatkan, “Pagi hari mereka adalah penyihir, sedangkan di sore hari mereka sudah menjadi para syahid yang mulia.”

3. Kisah Nabi Musa A.S – Kisah Nabi Musa dan Sapi Betina

Didalam Surat Al-Baqaraah (2) Ayat 67 – 73 Allah Subhanahu Wata ‘Ala menerangkan kisah nabi Musa AS yang menghidupkan orang-orang yang dibunuh kemudian mereka saling tuduh menuduh, maka Nabi Musa memerintahkan kepada Kaumnya atas Perintah Allah untuk mencari seekor sapi betina, yang berwarna kuning tua, belum pernah dipakai membajak tanah atau mengairi tanaman, tidak cacat dan tidak ada belangnya.

Maka ketika kaum Nabi Musa mendapatkan Sapi dimaksud, sapi tersebut disembelih. Lalu orang yang telah dibunuh tersebut dipukul dengan sebagian anggota tubuh sapi tersebut, hingga dengan kuasa – Nya orang tersebut hidup kembali dan menyingkap apa-apa yang disembunyikan.

فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ [٢:٧٣]

Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!” Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.

4. Kisah Nabi Musa A.S – Mukzizat Tongkat Nabi Musa yang Membelah Batu dan Memancarkan Air

Kisah Nabi Musa Alaihissalam diabadikan pula dalam Alqur’an Surat 7 Al-A’raaf ayat 160 yaitu mukzizat tongkat nabi Musa Alaihissalam yang dipukulkan kebatu, kemudian batu tersebut terbelah dan dari bongkahan batu tersebut 12 mata air.

وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖفَانبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۚ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ [٧:١٦٠]

Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”. Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman): “Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu”. Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.

5. Kisah Nabi Musa A.S – Tenggelamnya Fir’aun dan Bala Tentaranya

Didalam Alqur’an Surat Ash-Syu’araa (26) Ayat 60 – 66, kemudian dalam Surat Ad-Dukhaan (44) Ayat 24, Al-Israa’ (17) Ayat 103

Nabi Musa dikejar-kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Bersama kaumnya, Nabi Musa terus berlari menjauh agar tak terkejar orang-orang zalim itu. Namun, pelarian Nabi Musa dan kaumnya akhirnya mentok. Terhenti ketika sampai di laut merah.

Sebagian kaum Nabi Musa mulai merasa panik. Di depan mereka terbentang lautan luas yang tak mungkin mereka terjang. Sedangkan di belakang, Fir’aun dan pasukannya semakin mendekat.

Pada saat seperti itulah mukjizat Allah turun. Nabi Musa diperintah Allah memukulkan tongkatnya. Ajaib, tiba-tiba laut merah terbelah. Tak menunggu lama, Nabi Musa dan kaumnya segera menyeberangi laut yang telah berubah menjadi daratan tersebut.

Melihat keanehan itu, Fir’aun dan tentaranya tidak lantas bertaubat. Mereka justru kian bernafsu mengejar Nabi Musa. Mereka turut menyeberangi laut tersebut. Dan begitu Nabi Musa serta kaumnya tiba di daratan, Allah mengembalikan laut itu seperti sedia kala. Alhasil, Fir’aun dan pasukannya yang masih berada di tengah laut akhirnya tenggelam dan menemui ajalnya.

6. Kisah Nabi Musa A.S – Kitab Yang Diturunkan kepada Nabi Musa AS

Disebutkan didalam Alqur’an Surat Al-Mukminuun (23) Ayat 49 Bahwa Nabi Musa telah menerima Kitab (Taurat) dengan tujuan agar kaum yang ada pada zaman Nabi Musa yaitu Bani Israil mendapatkan petunjuk .

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ [٢٣:٤٩]

Dan sesungguhnya telah Kami berikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.


Demikian Sobat, 6 Kisah Nabi Musa Dari Kelahiran, Mukzizat dan Fir’aun berdasarkan Alqur’an. Semoga bermanfaat bagi kita semua..