Membaca Surah Alqur’an Setelah Membaca Al-Fatihah

Setelah membaca surah Al-fatihah didalam shalat, kemudian disunnahkan membaca surah Alqur’an didalam shalat sebisanya, namun lebih baik satu surah penuh. Biasanya disaat fajar membaca surah-surah mufashal (yang panjang), shalat maghrib membaca surah pendek dan selain itu membaca surah-surah yang sedang.

وعن سليمان بن يسار رضي الله عنه قال: كان فلان يطيل الأوليين من الظهر ويخفف العصر، ويقرأ في المغرب بقصار المفصل، وفي العشاء بوسطه، وفي الصبح بطواله، فقال أبو هريرة : ما صليت وراء أحد أشبه صلاة برسول الله صلى الله عليه وسلم من هذا . أخرجه النسائي بإسناد صحيح

Artinya :
Dari Sulaiman ibn Yasar (r.a), beliau berkata: “Si fulan selalu memperpanjang bacaannya pada dua rakaat pertama sholat dzuhur dan meringankan (mempersingkat bacaan ketika mengerjakan) sholat Asar. Dalam sholat Maghrib, dia membaca surah-surah yang pendek, sedangkan ketika mengerjakan sholat Isyak, membaca surah-surah yang pertengahan dan dalam sholat Subuh membaca surah-surah yang panjang. Mendengar itu, Abu Hurairah berkata: “Aku belum pernah sholat di belakang seorang pun yang sholatnya mirip dengan sholat Rasulullah (s.a.w) selain dari orang ini (maksudnya si fulan tersebut).” (Diriwayatkan oleh al-Nasa’i dengan sanad yang sahih)

Makna Hadist tersebut adalah :

  1. Disyariatkan membaca surah mufassal yang panjang ketika mengerjakan sholat Subuh dan sholat Dzuhur agar orang-orang sempat mengikuti sholat berjamaah, sebab ketika itu banyak orang yang terlambat karena baru bangun tidur atau baru beristirahat.
  2. Disyariatkan membaca pertengahan surah mufassal ketika mengerjakan sholat Isyak dan sholat Asar kerana waktu Isyak adalah waktu orang-orang sudah mulai mengantuk, dan waktu Asar adalah waktu istirahat dari kepenatan bekerja sepanjang siang hari.
  3. Disyariatkan membaca surah mufassal yang pendek ketika mengerjakan sholat Maghrib memandang waktu Maghrib singkat dan waktu yang sibuk untuk menyediakan makan malam bagi tamu dan hidangan untuk berbuka bagi orang yang puasa.

Surah Mufassal : Surah-surah ini dinamakan mufassal karena banyaknya fasl (pemisah) di antara surah-surahnya dengan “basmalah”.

Membaca Surah Alqur'an Setelah Membaca Al-Fatihah

Di Rakaat Berapa Surah Alqur’an Dibaca?

Para sahabat ijma (sepakat) bahwa disunnahkan membaca Al-Qur’an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat pertama di semua shalat. Ibnu Sirin mengatakan. Diantara dalilnya adalah sabda nabi shallallahu’alaihi wasallam dari sahabat Abu Qatadah, 

انَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ مِنْ صَلاَةِ الظُّهْرِ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ، وَسُورَتَيْنِ يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ وَيُسْمِعُ الآيَةَ أَحْيَانًا، وَكَانَ يَقْرَأُ فِي العَصْرِ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الأُولَى، وَكَانَ يُطَوِّلُ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ، وَيُقَصِّرُ فِي الثَّانِيَةِ 

Nabi shallallahu’alaihi wasallam membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama shalat zhuhur dan juga membaca dua surat yang panjang pada rakaat pertama dan pendek pada rakaat kedua dan terkadang hanya satu ayat. Beliau membaca Al-Fatihah di dua rakaat pertama shalat ashar dan juga membaca dua surat dengan surat yang panjang pada rakaat pertama. Beliau juga biasanya memperpanjang bacaan surat di rakaat pertama shalat subuh dan memperpendeknya di rakaat kedua” (HR Al-Bukhari 759, Muslim 451). Namun para ulama berbeda pendapat mengenai bacaan Al-Qur’an pada rakaat ketiga atau keempat. Jumhur ulama berpendapat tidak disunnahkan membaca  Al-Qur’an pada rakaat ketiga atau keempat, namun amalan ini tidak terlarang sebagaimana dilakukan oleh para salaf. 

Men-jahar-kan dan Men-sirr-kan bacaan Surah Alqur’an pada shalat lima waktu

Rasulullah men-jahar-kan (mengeraskan) bacaan Alqur’an pada shalat subuh serta dua rakaat pertama pada shalat maghrib dan isya. Dan Beliau men-sirr-kan (melirihkan) bacaannya pada shalat dzuhur, ashar, rakaat ketiga shalat maghrib, dan dua rakaat terakhir pada shalat isya. 

Hal ini merupakan ijma para ulama yang disadur oleh ulama khalaf (belakangan) dari ulama pendahulunya (ulama salaf), berdasarkan hadist-hadist sahih yang menunjukan hal itu dengan sangat jelas. Demikian Sahabat, semoga bermanfaat. Semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita.. 

Referensi :