Do’a Iftitah Sesuai Sunnah Terlengkap Arab dan Latin

Sebelum kita mengenal do’a iftitah atau istiftah, ada baiknya kita rangkum kembali urutan tata cara shalat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam :

  1. Berniat
  2. Berdiri tegak menghadap kiblat
  3. Melakukan Takbiratul Ihram
  4. Kedua tangan bersedekap
  5. Membaca do’a istiftah

Do’a iftitah disebut juga istiftah adalah do’a yang dibaca setelah melakukan takbiratul ihram. Hukum membaca do’a iftitah atau istiftah ini adalah sunnah.

Ada beberapa macam do’a istiftah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Untuk itu, setiap muslim dianjurkan untuk membaca do’a-do’a tersebut secara bergantian. Misalnya, shalat subuh membaca do’a iftitah tertentu kemudian shalat dluhur membaca do’a iftitah yang lain.

Dengan demikian semua sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan lestari dan terjaga. Do’a iftitah dibaca secara pelan, baik oleh makmum, imam, maupun orang yang shalat sendirian. Sedangkan untuk makmum masbuq (ketinggalan) tidak perlu membaca do’a iftitah. 

Do'a Iftitah Sesuai Sunnah

Berikut ini beberapa macam do’a iftitah/istiftah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam, berdasarkan riwayat hadist sahih. Diantara do’a iftitah tersebut terdapat do’a iftitah yang pendek maupun doa iftitah yang panjang, sebagai berikut : 

Bacaan dari Abu Hurairah riwayat al-Bukhari dan Muslim

Arab : 

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ اْلمَشْرِقِ وَاْلمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِاْلمَاءِ وَالثَّلْجِ وَاْلبَرَدِ  

Bacaan Latin :
Allaah-humma baa-‘id bai-nii wa bai-na kha-thaa-yaa-ya kamaa baa-‘ad-ta bai-nal masy-riqi wal magh-rib. Allaah-humma naqqi-nii min khathaa-yaa-kamaa yunaq-qats-tsaubul ab-ya-dlu minad danas. Allaah-hummagh-sil-ni min-khathaa-yaa-ya bil maa-i wats-tsalji wal barad

Arti :
“ Ya Allah jauhkanlah antara aku dengan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara barat dengan timur. Ya Allah bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana terbersihkannya baju putih dari noda (yang mengenainya). Ya Allah cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan air, salju, dan embun “ (HR Bukharim, Kitab Al-Adzan, Bab ; Ma Yaqulu Ba’dat Takbir, hadist nomor 744).

Diriwayatkan pula dalam Hadist Riwayat Muslim dengan lafal :

 اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِوَاْلمَاءِ  وَاْلبَرَدِ

Basuhlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan es (HR Muslim, Kitab Al-Maajid, bab;ma yawulu bayna takbiratil ihram wal qiro’ah, hadist nomor 598)

Syaikh Muhammad Al Utsaimin mengatakan bahwa hadist ini adalah hadist paling sahih terkait bacaan istiftah. Namun demikian, kebanyakan kaum muslimin saat ini tidak mengetahui doa istiftah ini, dan tidak mereka baca saat membaca do’a istiftah (Sifat Shalat Nabi, Ummul Qura Hal 111)

Doa istiftah Umar bin al-Khotthob riwayat Muslim.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ 

Bacaan Latin :
Subhaana-kallaah-humma wa biham-dika wa tabaa-rakas-muka wa ta-‘aa-laa jadduka wa laa-ilaaha ghai-ruk. 

Arti :“ Maha Suci Engkau Ya Allah dan (bersamaan dengan itu) aku memujiMu dan sungguh banyak barokah yang terkandung pada NamaMu, dan Maha Tinggi KeagunganMu, dan tidak ada sesembahan yang haq selainMu “ (HR Abu Dawud, Kitab;Ash-shalah, bab;Man Ra’al Istiftah bi Subhanakallahumma, hadist nomor 776) 

Doa istiftah Ibnu Umar riwayat Muslim

Arab :

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً

Latin :Allaahu akbar kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wa subhaa-nallaa-hi buk-rataw wa ashii-laa 

Artinya :“ Allah terBesar, aku mengagungkanNya, dan segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah pagi dan sore hari (dalam seluruh waktu)(H.R Muslim dari Ibnu Umar) Keutamaan membaca doa istiftah ini: Dalam hadits tersebut dikisahkan bahwa ketika salah seorang Sahabat membaca bacaan tersebut dengan keras dalam sholat, dan ketika selesai sholat Rasulullah bersabda : “ Aku takjub dengan kalimat yang dibacanya, karena dengan kalimat itu dibukalah pintu-pintu langit “. Sahabat Ibnu Umar-sang perawi hadits ini- mengatakan : “ Aku kemudian tidak pernah meninggalkan membaca doa iftitah tersebut sejak aku mendengar Rasulullah mengucapkan (ketakjuban) hal itu “ ( H. R Muslim dalam kitaabussholaah Bab ‘Maa Yuqoolu bayna takbiirotil ihroom wal qiroo’ah’ nomor 601) 

Bacaan doa istiftah dari Anas bin Malik riwayat Muslim

Arab :

اْلحَمْدُ ِللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ 

Latin :Al hamdu lil-laahi hamdan katsii-ran thayyi-ban mubaa-rakan fiih 

Arti :“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, dan diberkahi padanya (H.R Muslim dari Anas bin Malik) Keutamaan Membaca Doa ini : Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh aku telah melihat 12 Malaikat yang saling berebut untuk mengangkat (kalimat) tersebut (ke langit) ” . Dijelaskan oleh para Ulama’ bahwa karena demikian mulyanya ucapan itu para Malaikat berebut untuk mencatat dan mengangkatnya ke langit untuk ditunjukkan kepada Allah 

Bacaan istiftah dari Ali bin Abi Tholib riwayat Muslim

Arab :

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِي ِلأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِي ِلأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَاْلخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ 

Latin : Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal ardho hanifawwamaa ana minal musyrikiina. Inna sholaatii wa nusukii, wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiina.Allahumma antal malika laa ilaha illaa anta anta rabii wa ana ‘abuka dzolamtu nafsii wa’taraftu bidzambii faa ghafirlii dzunuubii jamii’an innahu laayaghfirudzunuuba ilaa anta, wahdinii lah sanil akhlaaqi laa yahdii lahsanihaa illa anta, washrif ‘annisayyi ahaa, laa yashrifu ‘annii sayyiahaa illa anta,labbaika wa sa’daika, walkhairukulluhu bi yadaika, wasyarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta’aalaita, astaghfiruka wa atuubu ilaik. 

Arti :“Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta langit dan bumi secara lurus kepada agama yang haq dan aku bukanlah bagian dari orang-orang yang berbuat syirik. Sesungguhnya sholatku, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah milik Allah Tuhan Penguasa seluruh alam yang tidak ada sekutu bagiNya dan untuk itulah aku diperintah, dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim. Ya Allah, Engkaulah Raja (Penguasa) yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah berbuat dzholim pada diriku sendiri, dan aku mengakui dosaku, karena itu ampunilah dosa-dosaku seluruhnya karena tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau. Dan tunjukilah aku pada akhlaq-akhlaq yang baik. Tidak ada yang bisa menunjuki pada kebaikan akhlaq kecuali Engkau. Dan palingkanlah aku dari akhlaq yang buruk, tidak ada yang bisa memalingkan aku darinya kecuali Engkau. Aku akan berusaha tetap dalam ketaatan kepadaMu dan memperjuangkan perintahMu. Kebaikan seluruhnya ada di Kedua TanganMu, dan keburukan tidaklah dinisbatkan kepadaMu. Aku senantiasa berlindung padaMu dan memohon taufiq kepadaMu. Engkaulah sumber dan penentu keberkahan yang melimpah dan Engkaulah Yang Maha Tinggi. Aku memohon ampun dan bertaubat kepadaMu” (H.R Muslim, kitab :shalatul musafirin, bab; shalatun naby shallallahu ‘alaihi wa sallam wa du’a uhu bil lail, hadist nomor 771)

Do’a Isfitah HR Muslim

Arab :

اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Latin :
ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM

Artinya :
Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki

Do’a Istiftah tersebut diriwayatkan dibaca Rasulullah pada saat shalat malam, sebagaimana isi hadist secara lengkap sebagai berikut :
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] dan [Muhammad bin Hatim] dan [Abdu bin Humaid] dan [Abu Ma’n Ar Raqasyi] mereka berkata, telah menceritakan kepada kami [Umar bin Yunus] Telah menceritakan kepada kami [Ikrimah bin Ammar] telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Abu Katsir] telah menceritakan kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf] ia berkata, saya bertanya kepada [Aisyah] Ummul mukminin, “Do’a iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membuka shalat malamnya?” Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam, beliau membaca do’a iftitah sebagai berikut: “ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM.. (HR Muslim Nomor 1289)

Membaca do’a Istiftah boleh yang mana saja yang diriwayatkan secara sahih dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salaam, maka itu sudah mencukupi dan sah.

Demikian Sahabat Muslim, 6 Doa istiftah yang diriwayatkan secara sahih dari Rasulullah. Semoga bermanfaat.