Bacaan Tasyahud Awal Yang Diajarkan Nabi

Tasyahud Awal dan Bacaan Tasyahud Awal Yang Diajarkan Nabi | kangdede.web.id – Setelah menyelesaikan rakaat kedua dengan urutan berdiri rakaat keduarukuk sujudduduk diantara dua sujudsujud kedua, yang tatacaranya telah kita pelajari pada artikel yang telah lalu, tata cara sholat selanjutnya adalah duduk tasyahud awal.

Tata Cara Duduk Tasyahud Awal didalam Shalat

Duduk tasyahud awal ini sama dengan cara duduk diantara dua sujud, yaitu duduk iftirosy. Meletakkan tangan di atas kedua paha sama seperti meletakkan tangan saat duduk diantara dua sujud / iftirosy. Agar lebih jelas kita lihat gambar dibawah ini :

duduk iftirosyi 1
duduk iftirosyi 2
duduk iftirosyi 2

Bacaan Tasyahud Awal

Bacaan tasyahhud awal yang disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ، السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ  

Latin : At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu wath thayyibaat. Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wa barokaatuh. As salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu al laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh   

Artinya: “Segala ucapan selamat, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.” (HR. Bukhari no. 6265).    

Bacaan tasyahhud awal yang disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Muslim

Arab :

  التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ  

Latin : “At tahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaat lillah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokaatuh. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahish sholihiin. Asyhadu alla ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rosuuluh  

Artinya: “Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya” (HR. Muslim no. 403).    

Bacaan tasyahhud awal yang disebutkan dalam hadits Umar bin al-Khottob yang diriwayatkan oleh Maalik, al-Haakim, al-Baihaqy

Arab :

التَّحِيَّاتُ ِللهِ الزَّاكِيَاتُ ِللهِ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Latin : “At tahiyatu lillah Aj jakiyatulillah at toyibatulillah assalamu ngalaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh assalamu ngalaika wangala ngibadillah assolihiina asshadu alla lillaha ilallah wa ashaduanna muhammadan ngabduhu warasuluh

Artinya :
Segala Pengagungan adalah milik Allah, segala pensucian hanyalah milik Allah, segala macam kebaikan hanyalah milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat, dan keberkahan dari Allah terlimpah untuk Anda wahai Nabi. Semoga keselamatan terlimpahkan bagi kami dan kepada hamba-hamba Allah yang sholih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya”.

Hukum Membaca Shalawat Pada Tahiyat / Bacaan Tasyahud Awal

Ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca shalawat ketika tasyahud awal.

Pendapat pertama, wajib membaca shalawat ketika tasyhud awal.

Ini adalah pendapat kedua Imam As-Syafii sebagaimana yang beliau tegaskan dalam kitab Al-Umm. Imam As-Syafii bahkan menegaskan, orang yang tidak membaca shalawat ketika tasyahud awal karena lupa maka dia harus sujud sahwi. (al-Umm, 1/110).

Pendapat ini juga dipilih Ibnu Hubairah Al-Hambali sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Al-Ifshah, Imam Ibnu Baz dalam Fatwa beliau, dan Imam Al-Albani dalam sifat shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pendapat kedua, ketika tasyahud awal hanya membaca bacaan tasyahud sampai dua kalimat syahadat dan boleh tidak ditambahi shalawat. Ini adalah pendapat mayoritas ulama, diantaranya An-Nakhai, As-Sya’bi, Sufyan Ats-Tsauri, dan Ishaq bin Rahuyah. Pendapat ini yang lebih kuat dalam madzhab Syafiiyah, dan pendapat yang dipilih Ibnu Utsaimin.

InsyaaAllah, pendapat kedua inilah yang lebih kuat, karena beberapa pertimbangan,

  1. Makna zahir dari hadis di atas, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengajarkan bacaan tasyahud, dan bukan shalawat
  2. Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk ringan ketika tasyahud awal, sebagaimana keterangan Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma’ad (1/232)
  3. Terdapat hadis yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca tasyahud dalam duduk tasyahud awal dan beliau tidak berdoa.[simak As-Syarhul Mumthi’, 3/162]

Referensi :
https://konsultasisyariah.com/23215-hukum-membaca-shalawat-pada-tasyahud-awal.html