Bacaan Ruku’ Didalam Shalat

Setelah kita mengetahui tata cara ruku’ didalam shalat, pada artikel kali ini kita akan belajar bagaimana bacaan ketika ruku’.

Ada beberapa bacaan ketika ruku’ yang diriwayatkan dari para sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alihi wasalam, dan dapat kita ketahui dibawah ini :

Bacaan Ketika Ruku' didalam Shalat

Bacaan ruku’ dari Hudzaifah riwayat Muslim

Arab :

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ

Latin : Subhanaa robbiyal ‘azhim

Artinya : “ Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung “ (H.R Muslim No. 772)

Bacaan ini diulang sebanyak tiga kali. Inilah batas minimal kesempurnaan. Imam Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan, “Subhana rabbiyal ‘azhim dibaca sebanyak tiga kali. Maksimal dibaca hingga sepuluh kali bagi imam, sementara bagi yang shalat sendirian membaca sebanyak yang ia mau. Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, dari Anas bin Malik, bacaan tasbih dibaca sebanyak sepuluh kali. (HR Abu Dawud Nomor 888)

Bacaan ruku’ Hadis Abu Daud dari Uqbah bin Amir

Arab :  

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ

Latin : “Subhanaa robbiyal ‘azhimi wa bi hamdih” 

Artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-NyaDzikir  Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Syaikh Al Albani dalam Shifat Shalat Nabi, hal. 115. Kata Syaikh Al Albani hadits ini diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthni, Ahmad, Ath Thobroni, dan Al Baihaqi). Catatan :

Tambahan ‘Wabihamdihi’ para ahli ilmu berbeda pendapat dari sisi penshohehan dan pelemahannya. Sementara perowinya Abu Dawud mengatakan, “Tambahan ini kita khawatir tidak terjaga. Penduduk Mesir sendirian dalam sanadnya.

Syekh Albani telah menshohehkannya dalam ‘Sifat Shalat’ hal. 146. Kemudian kembali dan melemahkannya dalam ‘Dhoif Sunan Abi Dawud’, (1/338-340).

Dan Ibnu Solah serta ulama lainnya membantahnya seperti dalam ‘Talkhis Habir, (1/243).

Ibnu Qudamah menyebutkan dalam ‘Mugni, (1/297) dari Imam Ahmad ada dua riwayat, satu riwayat menerimanya dan riwayat lain tidak menerimanya. Riwayat yang tidak menerimanya memberikan alasan bahwa hadits tanpa tambahan itu lebih banyak dan lebih terkenal. Ahmad bin Hanbal ketikaa ditanya tentang hal itu sebagaimana diceritakan Ibnu Munzir beliau mengatakan, “Kalau saya tidak mengatakan ‘Bihamdihi’.

Bacaan ruku’ dari Aisyah riwayat Muslim

Arab :

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ

Latin : subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh

Artinya : “ Maha Suci dan Maha Bersih Tuhannya Malaikat dan Ruh (Jibril) “ (H.R Muslim dari Aisyah, Nomor Hadist 487)

Bacaan ruku’ dari Aisyah riwaya al-Bukhari dan Muslim

Arab :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Latin :
subhaanakallohumma robbanaa wa bihamdika, allohummaghfirli

Maha Suci Engkau Yaa Allah Tuhan kami dan kami memujiMu, Yaa Allah ampunilah aku “ (H.R al-Bukhari Nomor Hadist : 817 dan Muslim dari Aisyah)

Bacaan ruku’ dari Auf bin Maalik al-Asy-ja’i riwayat Abu Dawud, An-Nasaai, dan Ahmad

Arab :

سُبْحَانَ ذِي اْلجَبَرُوْتِ وَاْلمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَاْلعَظَمَةِ

Latin : “Subhaana dzil jabaruuti, wal malakuuti, wal kibriyaa-i, wal ‘azhomah.

Artinya :
“Maha Suci (Allah) Yang memiliki kemampuan untuk menundukkan, kepemilikan dan kekuasaan yang mutlak, kekuasaan, dan keagungan “ (H.R Abu Dawud, anNasaai, dan Ahmad dari Auf bin Maalik al-Asy-ja’i)

Bacaan ruku’ dari Ali bin Abi Tholib yang diriwayatkan oleh Muslim

Arab :

اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ خَشَعَ لَكَ سَمْعِيْ وَبَصَرِيْ وَمُخِّي وَعَظْمِيْ وَعَصَبِيْ

Latin : “Allaahumma laka roka’tu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, khosya’a laka sam’ii, wa bashorii, wa mukh-khii, wa ‘azhmii, wa ‘ashobii

Artinya :
Yaa Allah, untukMu aku ruku’ dan kepadaMu aku beriman dan kepadaMu aku menyerahkan diriku. Tunduk kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, dan urat syarafku” (H.R Muslim dari Ali bin Abi Tholib)

Dilarang Membaca Alqur’an Ketika Ruku’

Nabi shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk memperbanyak pujian dan mengagungkan Allah Subhanahu Wata’ala didalam ruku maupun sujud. Rasulullah telah melarang membaca Al-Quran dalam ruku dan sujud.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا ، فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ ، وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ (رواه مسلم، رقم 479)

Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Quran saat ruku dan sujud. Adapun saat ruku, hendaknya kalian mengagungkan Tuhan Azza wa Jalla, adapun saat sujud, hendaknya kalian bersungguh-sungguh untuk berdoa, karena saat itu doa kalian dijamin terkabul.” (HR. Muslim, no. 479)

Demikian Sahabat Muslim, bacaan ketika ruku’, semoga kita dapat mengamalkan sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Semoga bermanfaat.

Referensi :
Sifat Shalat Nabi Karya Syeikh Muhammad Al-Utsaimin. Penerbit Ummul Qura.